Mimbar.News_ Transformasi Nelayan Tradisional Melalui Jala Sehat Danau (JASEDA): Inovasi Teknologi Mengubah Kehidupan Nelayan di Danau Tempe, Wajo, Sulawesi Selatan – Di pinggiran Danau Tempe, sebuah perubahan sedang terjadi. Masyarakat nelayan tradisional yang dahulu hanya mengandalkan cara konvensional untuk menangkap ikan kini mengalami perubahan besar. Berkat program Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) yang fokus pada inovasi teknologi dan pengembangan kapasitas, kehidupan nelayan berubah drastis.
Mengenal Danau Tempe dan Tantangan Nelayan Tradisional
Danau Tempe, yang terletak di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, Merupakan salah satu perairan terbesar di Indonesia. Danau ini merupakan sumber penghidupan bagi ribuan nelayan tradisional yang bergantung pada hasil tangkapan ikan untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Namun, beberapa tahun terakhir, para nelayan menghadapi tantangan besar. Penurunan hasil tangkapan ikan, perubahan iklim, serta minimnya akses ke teknologi modern membuat kesejahteraan mereka terancam.
Ketua kelompok Pallimae I salah satu nelayan Danau Tempe, Pak Mappiasse (45), menceritakan bagaimana kehidupan keluarganya sebelum adanya intervensi teknologi. “Dulu, kami hanya bisa mengandalkan jaring tradisional. Hasil tangkapannya sedikit, dan sulit untuk dijual di luar daerah. Kami tidak punya akses ke pasar yang lebih luas,” ujar Pak Mappiasse.
Namun, semua itu mulai berubah ketika dukungan Pemerintah pada Program Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DRTPM). Kementerian Pendidikan, Budayaan, Riset Dan Teknologi. Bersama Tim Dosen Universitas Puangrimaggalatung sebagai pelaksana di lapangan yaitu: Agus Kurniawan B., S.Pi., M.Si (Ketua), Muhammad Adhan, S.P., M.P (Anggota I), Fatmawati, S.Kep. Ns. M.Kes (Anggota II), Mahasiswa (MBKM) hadir membawa solusi.
Pemberdayaan melalui Teknologi Ramah Lingkungan
Program Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) ini membawa berbagai inovasi teknologi yang dirancang untuk meningkatkan hasil tangkapan ikan dan kesejahteraan nelayan. Salah satu teknologi yang diperkenalkan adalah Windermere Perch Trap (bubu). Alat tangkap ikan ini dirancang khusus untuk perairan dangkal dan berlumpur seperti Danau Tempe, yang memungkinkan nelayan menangkap ikan lebih efisien tanpa merusak habitat bawah air.
Pak Mappiasse dan nelayan lainnya yang sebelumnya skeptis terhadap teknologi modern kini melihat hasil yang nyata. “Dengan bubu ini, hasil tangkapan kami meningkat lebih dari 30%. Ikan yang kami dapatkan lebih banyak dan lebih berkualitas,” jelasnya.
Selain teknologi tangkap ikan, nelayan juga dilengkapi dengan pakaian pelindung swim suit tahan air yang melindungi mereka dari cuaca dingin dan paparan air selama berjam-jam. Pakaian ini membantu nelayan bekerja lebih nyaman dan aman, terutama saat musim hujan.
Agus Kurniawan B., S.Pi., M.Si
Melangkah ke Era Digital: Pemasaran Ikan melalui E-commerce
Tidak hanya teknologi tangkap yang diperkenalkan, tetapi juga inovasi dalam pemasaran. Sebelumnya, hasil tangkapan nelayan hanya dijual ke pengepul dengan harga yang sangat rendah. Sekarang, berkat pelatihan e-commerce dan pemasaran digital yang diberikan oleh program PKM, nelayan mampu menjual hasil tangkapannya langsung kepada konsumen melalui media sosial dan platform e-commerce.
Pak Mappiasse yang terlibat dalam program ini, kini menjadi "pebisnis digital". “Saya tidak pernah membayangkan bisa menjual ikan lewat Instagram dan Facebook. Sekarang, saya punya pelanggan dari daerah besar sekitar yang membeli ikan segar langsung dari kami. Pendapatan kami meningkat hampir dua kali lipat,” ujar Pak Mappiasse dengan bangga. Platform e-commerce ini tidak hanya membuka akses pasar yang lebih luas, tetapi juga memungkinkan nelayan mendapatkan harga yang lebih baik untuk hasil tangkapan mereka.
Peningkatan Kapasitas melalui Pelatihan Keselamatan Kerja
Program PKM juga memberikan perhatian serius terhadap keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Melalui pelatihan keselamatan kerja, nelayan diajarkan tentang pentingnya penggunaan alat pelindung diri (APD) dan teknik kerja yang aman. Ini bertujuan untuk mengurangi risiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang sering kali diabaikan.
Banyak nelayan yang sebelumnya tidak menyadari pentingnya keselamatan kerja kini lebih peduli. “Dulu, saya sering bekerja tanpa alat pelindung. Sekarang, saya selalu menggunakan perlengkapan yang disediakan agar lebih aman,” ungkap Pak Haji, seorang nelayan berusia 70 tahun yang telah bekerja di danau sejak remaja.
Dengan adanya pelatihan ini, insiden kecelakaan kerja di kalangan nelayan berkurang signifikan, yang tentu saja berdampak positif terhadap produktivitas mereka.
Hasil dan Dampak Program PKM bagi Masyarakat
Program PKM yang telah berjalan selama beberapa tahun ini menunjukkan hasil yang sangat positif. Beberapa hasil yang signifikan dari pelaksanaan program ini antara lain:
· Peningkatan hasil tangkapan ikan sebesar 30-40% melalui penggunaan teknologi tangkap ikan ramah lingkungan.
· Peningkatan pendapatan nelayan hingga dua kali lipat, terutama melalui akses pasar digital dan e-commerce.
· Pembentukan Kelompok Usaha Bersama (KUB) kedepannya yang akan membantu nelayan berkolaborasi dalam produksi dan distribusi, serta memperkuat posisi tawar mereka di pasar.
· Partisipasi nelayan dalam kegiatan ekonomi lokal meningkat hingga 50%, dengan banyak ibu-ibu nelayan yang terlibat dalam pengolahan ikan dan pemasaran produk olahan perikanan.
Dampak program ini tidak hanya terasa dalam hal ekonomi, tetapi juga dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat. Para nelayan kini memiliki harapan baru dan lebih siap menghadapi tantangan di masa depan.
Langkah Selanjutnya: Keberlanjutan dan Pengembangan Program
Meskipun program ini telah mencapai banyak keberhasilan, tantangan masih ada. Salah satu fokus utama ke depan adalah memastikan keberlanjutan program. Untuk itu, pengembangan kapasitas nelayan terus dilakukan melalui pelatihan lanjutan, serta penguatan kelembagaan lokal seperti koperasi dan kelompok usaha bersama.
Selain itu, program PKM ini juga berencana untuk memperluas jangkauan geografis, melibatkan lebih banyak komunitas nelayan di sekitar Danau Tempe dan wilayah lain di Sulawesi Selatan. Dengan dukungan yang berkelanjutan dari pemerintah, sektor swasta, dan lembaga akademik, diharapkan program ini dapat menjadi model yang direplikasi di berbagai daerah lainnya di Indonesia.
Kesimpulan: Perubahan Nyata Melalui Inovasi dan Pemberdayaan
Kisah sukses dari nelayan Danau Tempe menunjukkan bahwa inovasi teknologi dan pemberdayaan masyarakat dapat membawa perubahan nyata. Dari peningkatan hasil tangkapan, peningkatan pendapatan, hingga penguatan peran perempuan dalam ekonomi lokal, program PKM ini memberikan dampak signifikan bagi masyarakat nelayan.
Pak Mappiasse, yang kini menjadi salah satu mentor bagi nelayan muda, mengatakan, “Kami tidak hanya diberi alat, tapi juga diberi ilmu dan harapan. Program ini mengubah cara kami bekerja, dan kami bisa melihat masa depan yang lebih baik untuk anak-anak kami.”
Program Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) di Danau Tempe adalah bukti bahwa dengan pendekatan yang tepat, teknologi dan inovasi dapat mengubah kehidupan masyarakat dan membuka jalan menuju kesejahteraan yang lebih baik.
Penulis; Agus Kurniawan B, Muhammad Adhan, Fatmawati