Mimbar.News, Wajo - Bupati Wajo, Amran Mahmud, memaparkan sejumlah potensi investasi Kabupaten Wajo dalam kegiatan South Sulawesi Investment Challenge yang merupakan program Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Pemprov Sulsel) dan Bank Indonesia (BI), Selasa (14/9/2021).
Program ini dilakukan untuk memacu pertumbuhan investasi di beberapa daerah di Sulsel. Mengikuti secara virtual dari Kantor Bupati Wajo, Amran Mahmud salah satunya mengulas potensi investasi berupa pembangunan pabrik pupuk mini ammonia, urea, maupun natrim phospor dan kalium (NPK) terintegrasi.
Amran Mahmud mengungkapkan, pembangunan pabrik pupuk mini ammonia, urea, dan NPK terintegrasi merupakan bagian visi misi dari pemerintahan PAMMASE, yakni Pemerintahan Amanah Menuju Wajo Maju dan Sejahtera.
Amran Mahmud menyebutkan, pembangunan pabrik pupuk pupuk mini ammonia, urea, dan NPK terintegrasi dilatari produksi gas saat ini cukup besar, yakni 60 million standard cubic feet per day (MMSFD) pada tiga sumur produksi. Cadangan 269 billion standard cubic feet (BSCF) diperuntukkan untuk liquefied natutal gas (LNG) plan dengan produksi away sebesar 0,5 MPTA atau setara 500.000 metrik ton per tahun.
Selain itu, kondisi pasar juga menjadi pertimbangan penting dalam kajian produk Petrokimia berbasis gas yang akan dibangun di Wajo. Walaupun bukan satu-satunya, pasar adalah faktor yang menentukan apakah sebuah produk layak atau tidak untuk di produksi. Pasar yang produknya besar tentu menjadi peluang bagi produk Petrokimia untuk dihasilkan.
"Pasar produk Petrokimia mempunyai segmentasi pasar yang luas. Mendirikan pabrik Petrokimia bukan hanya untuk memasok kebutuhan lokal dalam hal ini Kabupaten Wajo, tetapi potensinya besar hingga ke pasar global," paparnya.
Bupati bergelar doktor ini berharap pembangunan pabrik pupuk mini ammonia, urea, dan NPK terintegrasi dapat memberikan jaminan ketersediaan pupuk, baik suplai maupun harganya.
"Bahan baku utama berupa gas bumi dapat memanfaatkan gas bumi hasil eksploitasi sumur gas relatif kecil atau hanya 0,1 TSCF sehingga tidak bersaing dengan konsumen besar. Dengan demikian didapat harga gas yang wajar," ucap Amran Mahmud.
Setelah pemaparan Amran Mahmud, kemudian dilanjutkan pertanyaan dari panelis. Kahar Lahae dari Universitas Hasanuddin (Unhas), salah satu dari tiga panelis yang memuji ide Amran Mahmud untuk pembangunan industri pupuk mini terintegrasi di Wajo. Menurutnya, memang pupuk ini banyak dibutuhkan masyarakat.
"Pupuk ini kebutuhan masyarakat petani dan Wajo punya potensi sumber daya untuk industri pupuk ini. Sisa perlu diperjelas status lahannya nanti," kata Kahar Lahae.
Amran Mahmud menanggapi dan menjawab semua pertanyaan tim panelis dengan meyakinkan. Dia juga meminta perangkat daerah terkait untuk melengkapi proposal yang diajukan dan mengawal terus agar program ini bisa terwujud.
Diketahui, South Sulawesi Investment Challenge ini ajang pertama kalinya dilaksanakan sebagai rangkaian kegiatan PINISI SULTAN (Percepatan Investasi, Perindustrian, Perdagangan dan Pariwisata Sulawesi Selatan).
Dari 24 kabupaten/kota di Sulsel, hanya 18 yang mengirimkan IPRO (Investment Project Ready to Offer) dan setelah diseleksi oleh tim internal yang terdiri atas beberapa perangkat daerah di Pemprov Sulsel dan Bank Indonesia, kemudian diseleksi lagi oleh tim eksternal.
Saat ini tersisa 8 kabupaten/kota, termasuk Wajo yang akan bersaing menuju 3 besar dan memaparkan proposalnya. Tiga kabupaten/kota yang terpilih nantinya akan difasilitasi Bank Indonesia untuk dicarikan investor sesuai proposal yang diajukan. (Red)