Mimbar.News, Wajo - Dalam rangka refleksi Milad Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Pimpinan Cabang Wajo menggelar Dialog Bulan Kelahiran pada 21 Maret 2021 melalui aplikasi Zoom.
Dialog yang dihadiri oleh pengurus pimpinan cabang IMM Wajo, pimpinan komisariat IMM Sengkang, dan para demisioner pengurus IMM Wajo. Dialog tersebut membahas hal-hal penting dari awal berdirinya IMM di Kabupaten Wajo hingga perjalanan mempertahankan dan mengembangkan IMM di Kabupaten Wajo.
Dialog ini mengangkat tema ‘Refleksi Sejarah Kiprah Gerakan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah di Bumi Lamadukelleng’ yang menghadirkan tiga orang narasumber yaitu Muhammad Arafah sebagai ketua umum periode 2013 2015, kemudian Abdul Wahab sebagai ketua umum periode 2016-2018, dan Andi Muhammad Ikram sebagai ketua umum periode 2018-2020.
Muhammad Arafah dalam pembahasannya mengatakan setiap periode harus dikaji model kepemimpinan dan permasalahan yang dihadapinya serta senantiasa melakukan perubahan.
“Kita harus mengkaji setiap periode yang yang berjalan di IMM dari awal hingga sekarang mulai dari pengkaderan, permasalahan di kepengurusan, dan model kepemimpinan setiap ketua umum. Kemudian kita harus melakukan perubahan sebagai bentuk pengembangan karena kita sebagai agen of change ” ungkapnya.
Sementara itu Abdul Wahab pada kesempatannya mengatakan bahwa setiap orang memiliki gaya kepemimpinan masing-masing dan harus menjaga komunikasi.
“Setiap orang mampu memimpin, karena memiliki gaya kepemimpinan masing-masing, usahakan senantiasa terjalin komunikasi dan harus ada komunikasi dengan baik dengan Angkatan Muda Muhammadiyah.” pesannya di hadapan pada audiens pada dialog tersebut.
Sementara itu Andi Muhammad Ikram berpesan bahwa komunikasi yang paling penting dan harus memperbanyak kajian-kajiannya.
“Untuk kepengurusan, menjalin komunikasi sangat penting. Kemudian kajian-kajiannya diperbanyak karena kita perlu kajian karena ilmu itu harus selalu diperbarui. ” ungkapnya.
Kemudian ketua Umum IMM cabang wajo Periode ini, Aidil Dwi Ramadhan mengungkapkan kegiatan ini sebagai pembuka untuk silaturahmi yang tetap terjaga.
“Kami harus banyak-banyak mendapatkan informasi, supaya bisa dijalankan dan menjadi motivasi. Ini tidak kami jadikan kesempatan terakhir, melainkan ini sebagai pembuka untuk komunikasi yang tetap terjaga dan sebagai wujud gerakan nyata IMM kabupaten Wajo.”
Oleh karena itu, sebagai refleksinya bahwa dalam perjuangan dan pergerakan, akan ada pola dan keteladanan yang selalu bisa dipelajari. Hal tersebut akan membangkitkan semangat dan selalu dijadikan referensi dalam menjalani kepengurusan.(*)