Ketika handphone berdering, Isteri saya cepat menghampiri HPnya. Ternyata yang menelepon dari nomor baru, belum pernah tersimpan di memori HPnya.
"Halo, ini Faried As'ad", kata penelepon memulai pembicaraanya. Istri saya menjawab: "Saya Mamanya". "Oh.. anak-anak kah Faried As'ad, berapakah orang tadi di-Swab di rumahnya Bu?", kata si Penelepon. "Ada 4 orang, saya, mertuaku, dan dua orang anakku, termasuk Faried As'ad", kata isteri saya. "Kami dari Labkesda Soppeng akan menjemput Faried As'ad untuk diisolasi di RS. Covid Soppeng, tolong siapkan barang-barangnya Bu", kata si Penelepon sambil menutup Hpnya.
Saat itu juga isteri saya sadar dan paham kalau dari keempat tadi pagi yang di-Swab hasilnya semunya Negatif kecuali Faried yang Positif.
Kira-kira begitu percakapan isteri saya dengan Petugas dari Labkesda Soppeng. Percakapan yang sangat singkat, sederhana, dan to the point. Tapi menurut hemat saya, percakapannya dapat dianggap sangat komunikatif dan bersahabat.
Dengan kasat-kusut ditambah kekalutan, isteri saya mengemas barang-barang anaknya dan barangnya sendiri. Meskipun Isteri saya hasil Swabnya Negatif, tetapi pasrah dan tawakkal kepada Allah Swt. untuk mendampingi anaknya. Tentu saja saya tidak bisa membantunya, karena hanya terbaring di tempat tidur karena terlebih dahulu terpapar Covid-19.
Ketika dijemput petugas, kami langsung menuju RS. Latemmamala Soppeng untuk diambil Photo X-Ray (Rontgen)nya. Dengan ramah petugas, baik dari PRC maupun Fotografer X-Ray, saya ajak tos-tosan supaya anak saya Faried paham betul kalau Astronot (sebutan kami petugas yang memakai APD kepada anak saya) adalah teman bapaknya.
Setelah dirontgen, selajutnya kami menuju ke RS. Covid Soppeng. Astronot di RS. Covid yang menerima kami lagi-lagi sangat ramah. Kami disuruh menunggu sebentar, mungkin kamar yang akan kami tempati disterilkan terlebih dahulu.
Setelah aman, baru kami diantar menuju kamar yang akan ditempati. Astronot dengan ringan tangan membantu mengangkat barang yang kami bawa dari rumah lumayan banyak.
Sampai di kamar, lagi-lagi Astronot menghibur kami dengan mengatakan bahwa "Kalian beruntung, karena kamar ini sebelumnya ditempati oleh Nakes OTG yang sudah sembuh".
Setelah beberapa hari kami diisolasi sambil dirawat, anak saya Faried semakin familiar dengan para Astronot. Semua petugas, mulai Dokter Jaga, Nakes lainnya, dan Cleaning Service semuanya siap meluncur ke Bulan, tapi kakinya tetap merapat di Bumi. Tidak bisa dibedakan antara yang satu dengan yang lainnya. Ketika bersuara, baru tahu kalau Astronotnya laki-laki atau perempuan. Kecuali Dokter Jaga dapat dengan gampang dikenal, karena ada namanya tertera di pakaian APDnya serta dilengkapi aksesoris lainnya.
Kami secara psychologis, hampir tidak pernah tertekan karena semua astronot sangat ramah dan bersahabat. Setiap mengunjungi kami, selalu menanyakan keluhan yang dirasakan untuk tindakan selanjutnya. Cleaning service juga sangat profesional dan ramah juga dalam menjalankan tugasnya.
Saya setiap sudah dilayani Astronot, selalu menyampaikan doa agar tetap sehat, karena tugasnya sangat mulia dan berisiko tinggi.
Tiada kata yang pantas kami ucapkan selain berterima kasih yang sebanyak-banyaknya. Pelayanannya para Astronot sangat maksimal dan ramahnya dalam memperlakukan kami sebagai Pasien Covid-19 selama dirawat dua pekan lamanya.
Keramahan kalian para Astonot, mulai Dokter Jaga, Nakes Lainnya, dan Cleaning Service turut andil mempercepat kesembuhan kami semua. Semoga Allah Swt. senantiasa menjaga kalian para Astronot bersama keluarganya.
Penulis: Muh As'ad (Alumni RS Covid-19 Soppeng)