Mimbar.News, Bantaeng - Ketua PCNU Kab. Bantaeng H.Muh. Ahmad Jailani, S. Ag., MA bersama Pengurus melakukan Ziarah Kubur kepada Penerima dan Penyebar Agama Islam di Kab. Bantaeng, dalam rangka Hari Santri Nasional Tahun 2020. Kamis, 22/10/2020
Ziarah kubur ini di adakan pada makam :
1. Pemakaman Latenri Ruwa
2. Syekh Abdul Gani.
3. Syekh Sayyid Abdullah Alhazani
4. Pemakaman Latenri Ruwa.
5. Masangkirang Dg.Mamangung Karaeng Ma'jombeya Mattinrowa ri Jalanjang.
6. Syekh Nur Baharuddin.
7. KH. Abdul Jabbar Arafah (Puang Lompo) (mewakili zaman generasi Ulama awal abad ke 20)
SK. Penetapan Situs : 240/M/1999, tanggal 4 Oktober 1999 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Juwono Sudarsono
Alamat : Jl. Pemuda No.40
Kampung/Dusun : Lembang Cina
Desa/Kelurahan : Mallillingi
Kecamatan : Bantaeng
Kabupaten/Kota : Bantaeng
Provinsi : Sulawesi Selatan
Pulau : Sulawesi
Periodisasi : Islam
Ketinggian : 14 mdpl
Deskripsi : Makam terbuat dari bahan batu karang, batu padas, batu kapur, dan batu bata yang menggunakan perekat. Pada kompleks makam ini terdapat beberapa tipe makam yakni pertama, makam dengan teknik susun timbun tanpa nisan. Berukuran panjang antara 3,05 – 3,6 meter, lebar 2,20 -2,90 meter, tinggi 1,95-2,35 meter, dan tinggi nisan 0,55 meter. Kedua, makam dengan teknik pasang. Berukuran panjang 1,60-4,65 meter, lebar 0,70-2,55 meter, tinggi 0,35-0,82 meter. Ketiga, makam dengan teknik susun timbun dengan nisan ditengahnya. Berukuran panjang 3,00-4,30 meter, lebar 2,95 meter, tinggi 1,10-0,95 meter. Keempat, makam bercungkup. Berukuran panjang 4,00-4,80 meter, lebar 2,10-4,00 meter, 3,50-4,50 meter. Tipe nisan yang terdapat pada kompleks makam ini berupa tipe gada, ujung tombak, dan papan. Ragam hias yang terdapat pada kompleks makam ini berupa hiasan kaligrafi, tumbuh-tumbuhan, sulur-suluran, geometris, pilin, sirip ikan, dan lidah api.
Latar Sejarah : Nama kompleks makam ini diambil dari salah seorang tokoh sejarah yaitu La Tenri Ruwa yang dinobatkan sebagai Raja Bone ke XI dan merupakan orang pertama yang menerima ajakan raja Gowa XIV (Daeng Maurabbia Sultan Alauddin) untuk masuk agama Islam. Hal ini tidak disetujui oleh anggota adat (Arung Puti) di Bone, kemudian ia diturunkan dari tahta. Akibat tindakan Arung Puti, La Tenri Ruwa kemudian meninggalkan Bone dan menetap di Bantaeng sampai akhir hidupnya.(Rls/Rul)