 |
Mimbar.News, Sinjai - Siswa di SMP Negeri 3 Sinjai belajar secara online atau Daring (dalam jaringan). Kenyataannya belajar daring dirasakan memberatkan bagi sebagian orang tua.
Pasalnya tidak seluruh orang tua siswa mampu memiliki dan mengaplikasikan smartphone ataupun membeli kuota. Selain itu banyak orang tua yang tidak memiliki waktu yang cukup untuk terus mendampingi anaknya belajar.
Orang Tua Siswa di Tuhoi Curhat.
Seperti yang disampaikan oleh Kasra(48) orang tua siswi yang beralamat di Tuhoi Desa Tabbing Jai, Seorang IRT.
Kasra menuturkan proses belajar daring tidak efektif, terutama untuk orang tua yang kurang memahami penggunaan smartphone seperti dirinya
“Saya kurang mengetahui cara penggunaan smartphone,” jelasnya. (15/9)
Kasra mengungkapkan dirinya hanya mampu menggunakan handphone biasa setiap harinya.
Selain itu menurut Kasra, banyaknya hal yang dipikirkan orang tua membuat pendampingan pada anak saat belajar menjadi tidak fokus.
Sementara itu, Daring memberatkan sebagian orang tua dirasakan juga oleh Bapak Jupri (56), karena menurutnya orang tua harus menjadi guru.
"Kita harus stanby, dan kita juga harus menjadi guru, sedangkan cara penyampaian guru dan kita jelas berbeda,” keluh Jupri. (15/9)
“Untuk pembelajaran kurang efektif, apalagi daerah kami masih sangat terbatas dengan sinyal internet, anak kami harus pergi ketempat yang cukup jauh dari rumah untuk memperoleh sinyal atau jaringan internet yang normal,” jelas Jupri.
Jupri berharap kondisi kembali normal.“Harapannya anak-anak kembali ke sekolah, karena kami juga kurang paham dengan materi yang diberikan, meskipun sudah ada materinya,” harap Jupri.
Daring dianggap membaratkan sebagian orang tua karena orang tua dituntut stanby dan juga paham materi layaknya guru yang memiliki kemampuan khusus.
Tulisan: Umrah Siswi Kelas VIII. B SMP Negeri 3 Kabupaten Sinjai.
Tugas Sekolah Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.
