Iklan

/

Iklan

Urgensi Pendidikan di Tengah Wabah Covid 19

Sahrul Mimbar.News
Selasa, 14 Juli 2020, 20:40 WIB Last Updated 2020-09-13T13:11:20Z
Oleh :Ridwan Fadli

Mimbar.News - Memasuki tahun  2020 seluruh dunia terguncang oleh suatu wabah yang mematikan disebabkan oleh penyakit yang disebut virus. Virus itu bernama corona atau Covid-19.

Menurut Ketua WHO, Tedros Adhanom  Ghebreyesus dalam suatu pertemuan di Jenewa seperti dikutip AFP, Selasa (11/2/2020), “Covid-19”  merupakan singkatan dari ‘Co’ yang artinya ‘Corona’, ‘Vi’ yaitu ‘virus’, dan “d” untuk ‘disease’ artinya penyakit, sedangkan “19”  adalah tahun penemuannya  di Kota Wuhan, Cina, pada 31 Desember 2019.

Beberapa Referensi menyebutkan bahwa  virus corona ini menyerang sistem pernapasan manusia. Yang awal mulanya virus ini berasal dari hewan, lalu menular ke manusia.

Virus ini termasuk kategori Virus yang sangat berbahaya atau sadis karena dapat mematikan atau dapat menyebabkan luka permanen pada paru-paru pasien yang sudah terinfeksi dan sembuh. Secara umum gejala penyakit ini bila ada yang  mengalami  demam, flu, batuk, dan sesak napas dalam batas waktu tertentu, maka harus ada kewaspadaan dan kerja sama yang baik dengan keluarga atau rekan kerja selama beraktivitas di dalam rumah, di ruang kerja, dan di dalam lingkungan masyarakat.  

Keberadaan virus yang mematikan ini telah banyak mengundang perhatian dunia. Jumlah pasien yang terjangkit semakin meningkat, berikut angka kematian juga terus bertambah, hari demi hari penyebarannya semakin banyak, maka langkah konkret yang harus ditempuh sebagai antisipasi adalah membangun kerja sama yang baik dengan keluarga, rekan kerja, dan pihak pihak terkait. Penyakit Covid-19 telah menggerakkan para kepala negara untuk cepat tanggap dan peduli atas keselamatan rakyatnya. Hal ini dapat kita lihat dari berbagai pengumuman untuk meliburkan sekolah, meniadakan kuliah tatap muka, larangan terlibat dalam keramaian, termasuk larangan ke luar negeri, baik untuk umrah, rekreasi, ataupun hanya untuk kunjungan biasa.

Hadirnya virus ini membawa dampak yang sangat besar dalam sektor prekonomian. Salah satunya rapat terbatas Presiden dalam kabinet Maju Bersama para menteri memutuskaan bahwa tidak adanya pelaksanaan ujian Nasional selama kondisi Wabah. Mengutip dari media CNN Indonesia menuliskan bahwa Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mengatakan anggaran ujian nasional 2020 yang ditiadakan bisa digunakan pemerintah untuk penanggulangan virus corona (Covid-19). Jumlahnya mencapai ratusan miliar. Diketahui, pemerintah pusat telah resmi meniadakan ujian nasional 2020 untuk tingkat SD, SMP dan SMA sederajat berkenaan dengan pandemi virus corona.
Wakil Sekjen FSGI Satriwan Salim lewat keterangan tertulis menyatakan bahwa Dengan ditiadakannya UN 2020, maka alokasi anggarannya bisa dialihkan untuk membantu penanganan penyebaran Covid-19.

Virus yang mucul pertama kali di Wuhan Cina pada awal Januari 2020. penyebarannya begitu cepat sampai ke beberapa Negara di Dunia hanya dalam waktu dua bulan termasuk Indonesia. Mengubah system kenegaraan yang berjalan normal menjadi tidak normal, termasuk Pendidikan di Indonesia menjadi salah satu aspek yang terkena dampak dari penyebaran virus ini. Terkait bahaya kematian yang diakibatkan oleh virus corona tersebutmemberikan dampak yang sangat signifikan bagi masyarakat Indonesia secara Umum dalam menjalani aktivitas kesehariannya. Virus corona menjadi bom atom yang begitu menakutkan bagi masyarakat karena informasi yang menyebar. Langkah Kongkrit yang dilakukan Pemerintah Indoneisa Pada awal maret 2020, telah mengintruksikan kepada beberapa lembaga Negara untuk membatasi aktivitas di luar rumah dan mengalihkannya ke rumah masing-masing atau self Quarantine selama dua pekan termasuk lembaga pendidikan formal. Aktifitas seperti biasa ditiadakan namun tetap dipikirkan bagaimana proses belajar tetap berjalan. Sehingga Seluruh aktivitas pendidikan dialihkan ke rumah untuk membatasi penyebaran virus corona. 

Hal tersebut menyebabkan dampak yang cukup besar terhadap situasi dan kondisi pendidikan di Indonesia. Adapun dampak penyebaran virus corona terhadap pendidikan di Indonesia, yaitu:

1. Belajar mengajar dilakukan di rumah (Via Online)
Salah satu dampak langsung penyebaran virus corona dalam dunia pendidikan di Indonesia adalah pembelajaran dilakukan di rumah secara online. Disemua instansi Pendidikan, dari tingkat dasar, menengah bahkan sampai perguruan tinggi. Ditingkat dasar mislanya, Meskipun tidak ke sekolah, akan tetapi siswa tetap melakukan aktivitas belajar dengan pengawasan keluarganya dan bimbingan guru secara online.
Namun, pembelajaran secara online tentu sangat berbeda dengan tatap muka secara langsung, misalnya kegiatan belajar siswa di rumah tentu berbeda dengan kegiatan pembelajaran di sekolah. Aktivitas pembelajaran secara online kurang efektif dalam penyampaian materi yang dilakukan oleh guru. Apalagi situasi pengalihan pembelajaran tersebut bersifat spontan dan tanpa adanya perencanaan awal dari pihak sekolah. Akibatnya, teknis pelaksanaan pembelajaran di rumah bersifat subjektif berdasarkan kapasitas dari masing-masing guru.

2. Kegiatan Sekolah terjadi banyak penundaan
Kalender kegiatan yang seharusnya terlaksana dengan baik dengan perencaan yang matang semua tertunda akibat wabah yang melanda, Menteri Pendidikan mengitruksikan kepada seluruh instansi Pendidikan untuk memberhentikan pembelajaran tatap muka disekolah dan menunda ssemua kegiatan yang sifatnya ramai. Sehingga mengakibatkan beban konsentrasi tenaga pendidik  secara langsung mengingat kegiatan yang sudah direncanakan akan menumpuk pada satu waktu ketika penyebaran virus corona dinyatakan aman secara nasional.

Penumpukan kegiatan sekolah tersebut tidak dapat dihindari karena rentang waktu untuk tahun ajaran baru tinggal dua bulan lagi yaitu bulan april dan mei. Solusi yang dapat dilakukan oleh pemerintah dalam kondisi seperti ini adalah mengedepankan kegiatan sekolah wajib seperti USBN, Ujian Akhir Semester, dan Lainnya dan meniadakan kegiatan sekolah yang sifatnya pendukung seperti penerimaan rapor, pesantren ramadhan dan sebagainya.

Solusi selanjutnya adalah pemerintah mengundurkan durasi waktu akhir tahun ajaran ini sampai bulan juli. Dengan demikian seluruh kegiatan sekolah dapat terlaksanan melalui reschedule tanpa terjadinya penumpukan kegiatan.

Itulah Urgensi yang dihadapi dunia Pendidikan ditengah wabah penyebaran virus corona. Meskipun demikian, kebijakan pemerintah untuk mengalihkan dan menunda seluruh kegiatan sekolah sudah menjadi solusi yang tepat terhadap dunia pendidikan karena kesehatan tenaga pendidik dan siswa adalah aspek yang lebih utama daripada aktivitas pembelajaran di sekolah.
Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Urgensi Pendidikan di Tengah Wabah Covid 19

Terkini

Iklan

Close x